Hubungan Pencabutan Premolar dengan Dimensi Saluran Pernafasan Atas dan Postur Lidah pada Maloklusi Kelas II Skeletal

Oct 13, 2025 by miodeya.com 103 views

Hubungan Pencabutan Premolar dengan Dimensi Saluran Pernafasan Atas dan Postur Lidah pada Maloklusi Kelas II Skeletal

Pendahuluan

Maloklusi Kelas II skeletal adalah kondisi gigi yang umum dijumpai, di mana rahang atas lebih maju dibandingkan rahang bawah. Perawatan ortodonti untuk maloklusi ini seringkali melibatkan pencabutan gigi premolar pertama maksila untuk menyediakan ruang bagi retraksi gigi insisivus maksila. Namun, perlu dipertimbangkan bahwa retraksi gigi insisivus ini dapat menyebabkan perubahan posisi gigi insisivus dan perubahan dimensi lengkung gigi, yang pada akhirnya berpotensi memengaruhi postur lidah dan dimensi saluran pernafasan atas.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara pencabutan premolar dengan dimensi saluran pernafasan atas dan postur lidah pada pasien maloklusi Kelas II skeletal. Menggunakan desain Kohort retrospektif, penelitian ini menganalisis radiografi sefalometri lateral sebelum dan sesudah perawatan ortodonti pada 44 pasien dewasa dengan rentang usia 18-40 tahun.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain Kohort retrospektif, di mana 44 pasien dewasa dengan rentang usia 18-40 tahun dibagi menjadi dua kelompok: 22 pasien yang dirawat tanpa pencabutan premolar dan 22 pasien yang dirawat dengan pencabutan premolar. Dimensi saluran pernafasan atas dan postur lidah diukur menggunakan perangkat lunak ImageJ.

Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawatan ortodonti kamuflase, baik dengan maupun tanpa pencabutan premolar, tidak menyebabkan perubahan signifikan pada dimensi saluran pernafasan atas dan postur lidah pada pasien maloklusi Kelas II skeletal. Namun, analisis lebih lanjut mengungkapkan adanya hubungan signifikan antara retraksi gigi insisivus atas dengan perubahan dimensi saluran pernafasan atas SPAS (Sagittal Posterior Airway Space) dengan nilai p=0.035 (p<0.05) dan kekuatan korelasi lemah r=-0.319 (r<0.5).

Diskusi

Hasil ini menunjukkan bahwa retraksi gigi insisivus atas, yang sering dilakukan dalam perawatan ortodonti untuk maloklusi Kelas II skeletal, dapat berdampak pada dimensi saluran pernafasan atas, khususnya pada SPAS. Namun, perlu dicatat bahwa kekuatan korelasi yang lemah menunjukkan bahwa dampak ini mungkin tidak terlalu besar.

Keterbatasan Penelitian

Penting untuk dipahami bahwa penelitian ini hanya meneliti satu aspek dari perawatan ortodonti untuk maloklusi Kelas II skeletal. Faktor lain seperti jenis perawatan, tingkat keparahan maloklusi, dan karakteristik pasien individu dapat juga memengaruhi dimensi saluran pernafasan atas dan postur lidah.

Saran

Studi ini menyoroti perlunya penelitian lebih lanjut untuk mengkaji secara lebih mendalam hubungan antara pencabutan premolar, retraksi gigi insisivus, dan perubahan dimensi saluran pernafasan atas dan postur lidah. Peningkatan pemahaman tentang hubungan ini dapat membantu para dokter gigi dalam merancang strategi perawatan yang optimal untuk pasien maloklusi Kelas II skeletal, sekaligus meminimalisir potensi dampak negatif pada saluran pernafasan atas dan postur lidah.

Kesimpulan

Dalam kesimpulan, penelitian ini menunjukkan bahwa retraksi gigi insisivus atas dapat berdampak pada dimensi saluran pernafasan atas, khususnya pada SPAS. Namun, perlu dicatat bahwa kekuatan korelasi yang lemah menunjukkan bahwa dampak ini mungkin tidak terlalu besar. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkaji secara lebih mendalam hubungan antara pencabutan premolar, retraksi gigi insisivus, dan perubahan dimensi saluran pernafasan atas dan postur lidah.
Q&A: Hubungan Pencabutan Premolar dengan Dimensi Saluran Pernafasan Atas dan Postur Lidah pada Maloklusi Kelas II Skeletal

Pertanyaan 1: Apa itu maloklusi Kelas II skeletal?

Jawaban: Maloklusi Kelas II skeletal adalah kondisi gigi yang umum dijumpai, di mana rahang atas lebih maju dibandingkan rahang bawah. Perawatan ortodonti untuk maloklusi ini seringkali melibatkan pencabutan gigi premolar pertama maksila untuk menyediakan ruang bagi retraksi gigi insisivus maksila.

Pertanyaan 2: Apa yang dimaksud dengan retraksi gigi insisivus?

Jawaban: Retraksi gigi insisivus adalah proses perubahan posisi gigi insisivus ke belakang. Dalam perawatan ortodonti untuk maloklusi Kelas II skeletal, retraksi gigi insisivus seringkali dilakukan untuk menyediakan ruang bagi perawatan ortodonti.

Pertanyaan 3: Apa yang dimaksud dengan dimensi saluran pernafasan atas?

Jawaban: Dimensi saluran pernafasan atas adalah ukuran saluran pernafasan yang terletak di atas rahang. Saluran pernafasan atas sangat penting untuk menjaga kesehatan pernapasan.

Pertanyaan 4: Apa yang dimaksud dengan postur lidah?

Jawaban: Postur lidah adalah posisi lidah yang terletak di dalam mulut. Postur lidah yang tidak normal dapat menyebabkan masalah pernapasan dan makan.

Pertanyaan 5: Apa hubungan antara pencabutan premolar dengan dimensi saluran pernafasan atas dan postur lidah?

Jawaban: Penelitian ini menunjukkan bahwa retraksi gigi insisivus atas dapat berdampak pada dimensi saluran pernafasan atas, khususnya pada SPAS (Sagittal Posterior Airway Space). Namun, perlu dicatat bahwa kekuatan korelasi yang lemah menunjukkan bahwa dampak ini mungkin tidak terlalu besar.

Pertanyaan 6: Apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif pada saluran pernafasan atas dan postur lidah?

Jawaban: Untuk mengurangi dampak negatif pada saluran pernafasan atas dan postur lidah, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengkaji secara lebih mendalam hubungan antara pencabutan premolar, retraksi gigi insisivus, dan perubahan dimensi saluran pernafasan atas dan postur lidah.

Pertanyaan 7: Apa yang dapat dilakukan oleh dokter gigi untuk merancang strategi perawatan yang optimal?

Jawaban: Dokter gigi dapat merancang strategi perawatan yang optimal dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti jenis perawatan, tingkat keparahan maloklusi, dan karakteristik pasien individu.

Pertanyaan 8: Apa yang dapat dilakukan oleh pasien untuk menjaga kesehatan pernapasan dan makan?

Jawaban: Pasien dapat menjaga kesehatan pernapasan dan makan dengan melakukan perawatan ortodonti yang tepat, menjaga kebersihan mulut, dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur.